Minggu, 04 Juni 2017

Aku adukan kau pada tuhanku.

Bisa apa kamu bila ku adukan sikapmu pada tuhanku?
Sikapmu tak adil, ku adukan pada yang maha adil.
Mana janjimu untuk memperlakukan aku dengan baik? Tak seperti ketika kamu lantang mengikrarkan ijab kabul.
Mana hormatmu setelah ku kandung dan kulahirkan anakmu?
Mana sayang yang kau berikan saat ku menyusui dan merawat anakmu dengan baik?
Akan ku gugat kau kepada tuhanku!
Setelah perlahan-lahan kamu merenggut hak hak ku sebagai istri.
Sedikit demi sedikit kau penggal kewajibanmu.
Mungkin kamu merasa sudah melakukan hal yang benar, tanpa pernah mempertimbangkan bagaimana aku dan anakmu. Bagaimana pendapatku, bagaimana cara mengahargaiku, cara bagaimana menghormatiku, cara bagaimana kau memperlakukanku dengan ma'ruf.
Apa kelak di hadapan allah kau sudah siap memberi jawaban ? Saat Dia bertanya apa kau sudah memenuhi hak ku dengan layak? Apa kau sudah benar2 menafkahiku dengan ma'ruf?
Bisa apa kau jika kenyataannya aku harus begitu susah payah menyambung hidup, menjamin anak kita, sedang kau sibuk untuk urusan saudara2mu yang bukanlah kewajibanmu.
Apa nanti kelak tuhan akan bertanya dan menuntut pertanggung jawaban kepadamu mengenai adik2mu? Tidak.. karena mereka adalah tanggung jawab orang tuanya.
Yang akan tuhan tanyakan adalah aku dan anakmu.
Bisa apa jika ku gugat kau kepada tuhanku?
Padahal akulah satu2nya perempuan yang siap menemanimu sampai maut. Tapi kamu sudah mengabaikanku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar