Kamis, 13 Oktober 2016

sebuah nama yang ku benci.

Hati perempuan memang bak samudra yang sulit diselami hingga ke dasar yang terdalam, sulit dimengerti dan tak mudah di fahami. Bahkan terkadang dirinya sendiripun kesulitan untuk mengungkapkan apa yang dia rasakan. Terkadang ada beberapa hal yang menjadi rasahasia hidupnya yang sampai meninggalpun dia bawa perasaan itu, tak ada yang tahu kecuali oleh tuhan.
Sepertiku, ada satu nama perempuan yang sangat aku benci, ini berkaitan erat dengan perempuan di masa lalu suami. Perempuan itu adalah cinta pertama suamiku, yang cintanya paling bertahan hingga bertahun-tahun mereka dewasa. Apa suamiku mencintaiku ? aku sangat yakin dia mencintaiku, sangat mencintaiku. Dia suami yang begitu pengertian, selalu berusaha mewujudkan apa yang aku inginkan, tak pernah marah dan lucu. Tapi aku tetap saja iri pada perempuan itu, aku iri mengapa dia yang menjadi cinta pertama suamiku, melewati masa remaja dan dewasa bersama-sama, menjalani perasaan yang sama bertahun-tahun.
Meski mereka telah berpisah, tetap saja aku jika mendengar namanya mendadak sensitif, aku takut jika mereka tak sengaja bertemu, aku akan dikalahkan oleh kenangan. Aku sering mendengar, berapa banyak lelaki beristri yang kembali jatuh cinta pada perempuan masa lalunya yang tak pernah dia dapatkan. Sungguh tuhan, aku takut jodohku dengannya tak panjang, padahal akku ingin bersamanya sampai nantidi syurga, berkumpul kembali dengan anak dan cucu kami.
Jujur, aku merasa minder sebagai seorang istri. Dari segi fisik aku punya banyak kekurangan, dibanding dengannya yang terlihat seperti perempuan modern masa kini, berambut panjang, hitam dan lurus, kulit sangat putih, langsing, mungil dan sexy. Its oke, kalau dari segi intelektual aku yakin lebih unggul. Tapi percayalah, perempuan mana yang rela kalah dalam soal fisik? rasanya tak ada...
Sesekalli aku membayangnkan, jika kelak aku bertemu langsung dengannya, apa yang harus aku lakukan? apa yang harus aku katakan? aku takut tak bisa menyembunyikan ketakutanku selama ini. Apalagi aku tak pernah bisa membayangkan, jika kami bertiga (aku, suami dan perempuan itu) bertemu tanpa sengaja. Rasanya aku tak akan berani mendongkakan wajah, menatap wajah suami dengan segala ekspresinya nanti, apa dia akan terkejut, apa dia akan senang, apa dia akan bahagia, apa dia akan serba salah, apa dia akan berdebar kembali, apa dia akan.. akan kembali jatuh cinta? lantas saat malam tiba, ketika akupun pura-pura tertidur pulas, dia berani membuka memorinya bersama perempuan itu, kembali menemukan gairah mudanya yang indah, lantas tak memikirkan adanya aku yang tengah pura-pura tidur disampingnya.
Aku tak pernah punya mantan, aku tak pernah pacaran, tapi aku pernah jatuh cinta. maka dari itu aku bisa perlahan-lahan dan pasti bisa melupakan mereka yang ada di masa laluku.
Tapi,
suamiku punya mantan, suamiku pernah pacaran, dan dia juga pernah sangat tergila-gila. Maka dari itu aku takut menjadi perempuan yang dikalahkan oleh kenangan...

Minggu, 27 Maret 2016

jodoh

satu perempuan yang telah jadi ibu yang biasa saja,bahkan kerut wajahnya tampak bermunculan secara perlahan-lahan, tidak terkenal dan tidak terlalu cantik dan tidak terlalu berprestasi, mungkin saja dahulu mempunyai rahasia yang mungkin orang tak akan mempercayainya. siapa sangka mungkin, dahulu ketika semasa gadisnya, dia pernah dicintai oleh seseorang yang kini menjadi orang terkenal di seantero negeri, lelaki yang jauh lebih tampan, kaya dan terkenal jauh berbeda dengan suaminya.
seindah apapun hubungan mereka dahulu tetap saja hanya sebuah kenangan dan cerita, keduanya tak bersatu karena masalah 'bukan jodoh'. memang keduanya pernah sama-sama menyukai, namun tuhan punya skenario lain, akhirnya keduanya berpisah tanpa alasan yang jelas, kemudian menikah dengan jodohnya masing-masing.
hanya saja, sempat tak habis pikir bagaimana hati perempuan 'masa lalu' nya ini melihat setiap waktu lelaki 'masa lalu' nya menjadi lelaki sukses dan berseliweran di muncul di televisi. pasti berat, tapi inilah yang saya sebut takdir, tak ada sesuatupun yang dapat menolaknya, manusia hanya menjalani kehidupan baik itu tanpa atau dengan rencana. sesekali mungkin hatinya berharap bisa kembali ke masa lalu, memperbaiki semuanya agar bisa berjodoh dengan 'masa lalu' nya, hanya saja itu tetap mustahil. tetap mustahil.