Kamis, 14 Februari 2013

lelaki pilihan.

"lantas... apa aku sudah mencintainya?" pandangku pada sosok disampingku yang tengah terlelap tidur. perlahan-lahan aku meraba jantungku. tak ada getaran hebat seperti yang pernah aku rasakan. pikiranku melayang, bagaimana jika kelak aku tanpanya? apakah biasa-biasa saja? "tapi aku sangat membutuhkannya..." tidak hanya aku tapi anak-anakku juga membutuhkannya. kini aku tidak bisa egois, menjadi perempuan yang hanya berkutat pada perasaannya disaat ada hal yang lebih membutuhkan pengorbananku. basi jika aku masih pusing dengan perasaan ini, lelah mencari cinta, padahal telah ada orang yang rela berkorban untukku apa saja. tak pantas dan patut aku menghianatinya. memang kadang aku iri dengan gadis lain, mereka menikah dengan laki-laki yang dicintainya lalu hidup bahagia. layaknya negeri dongeng... sedangkan aku begitu malang harus mengalah pada takdir, mengabdikan seluruh hidupku sampai akhiratku untuk laki-laki yang satu ini, sekedar kewajiban, karena usia dan karena keinginanku menjadi ibu. cinta memang tiba-tiba menghampiri, tapi ada pula cinta yang harus dijemput... dan pernikahan adalah salah satu upaya untuk menjemput cinta itu... bagaimanapun perasaanku pada suamiku, dia tetap laki-laki terbaik yang sangat aku hormati dan aku pilih.